Friday 6 November 2015

Kisah Bertemu TUYUL

 http://www.harapanrakyat.com/wp-content/uploads/2015/05/tuyul.jpg
Banyak orang yang menghuni planet bergravitasi ini berpikir dengan otak kirinya,melihat suatu hal dengan perhitungan logika. Sulit mempercayai satu hal yang gaib, hal yang tak bisa di hitung dengan rumus matematika.

Akupun begitu, sulit mempercayai hal gaib dalam bentuk apapun. Semua film yang mempertontonkan bagaimana makhluk halus bisa hadir di tengah kehidupan kita hanyalah sebuah hiburan buatku. Tak ada yang benar-benar nyata, menurutku itu hanyalah hasil imajinasi dari sutradara filmnya. Hampir tak pernah kutemukan alasan untuk percaya dengan hal semacam itu.

Jika ada yang menceritakan pernah melihat hantu atau semacamnya, aku selalu bilang itu cerita konyol, cerita yang coba di rekayasa dengan memainkan kata kata, menimbulkan rasa percaya pada diri seseorang. Menurutku dia hanya mencoba memanipulasi titik terlemah target audiencennya ,menggunakan intonasi suara serta mimic wajah yang pas. Tapi tetap, aku terlalu modern untuk cerita tanpa rumus matematika yang jelas seperti itu.

sampai akhirnya aku membaca suatu percakapan dalam grup whatsapp, aku tak berkomentar, yang kulakukan hanyalah membaca percakapan mereka yang terus menyerang titik penasaranku, melumpuhkan pertahananku dan memaksaku untuk bisa masuk dalam cerita itu.
Mereka menceritakan suatu pengalaman unik, pengalaman yang melihat dari dekat sesuatu yang sebelumnya kalian mungkin tidak percaya adanya itu. Bukan, bukan hantu. Ini semacam makhluk kecil yang mungil. Agak lucu sebenarnya bentuknya, tapi serem wajahnya. Ini tuyul.
Iyah, ini soal tuyul. Aku ketik lagi dengan huruf capital biar jelas, INI SOAL TUYUL.
Bagaimana bisa, ? kapan dan bagaimana prosesnya ?

Malam itu, jam dinding berdetak perlahan, berputar sesuai arahnya, jarum pendeknya mengarah ke angka sepuluh, dengan jarum panjang yang sedikit sejajar dengan angka satu. Aku yang duduk mulai berdiri, ikut bersama mereka dalam ekspedisi alam gaib ini. beberapa bahkan merasa tak percaya, dan aku masih dengan pertanyaan yang sama, “apakah benar ada?”.

Aku menyalakan motor, diikuti yang lainnya. Kita menuju TKP, tempat di mana tuyul bisa di temukan. Di bagian depan rombongan, ada senior yang menjadi guide. aku di bagian ke dua dari rombongan, dan di blakangku ada orang-orang dengan rasa penasaran yang sama.
Aku tak menggunakan jaket, pikirku ini tidak akan berlangsung lama. Udara malam itu memelukku dengan erat, menancapkan kedinginan disetiap pori pori kulitku, sesekali aku menggigil. Tapi semangat penasaranku membakarku dari dalam, mencoba menghangatkanku perlahan.

Setelah lama berkendara, Guide di depan berhenti di sebuah pohon besar, gelap dan ada sungai besar di dekatnya. Berpenghuni, tapi semua rumah terlihat sepi, sehingga pikirku memang ini tempatnya. Tempat ideal untuk makhluk seperti mereka (tuyul) berkeliaran.
Sebelum memulai ritualnya, guide ini mengajak kami untuk breafing, isinya adalah sebuah pesan untuk jangan histeris. karena keadaanya akan berubah jika histeris dan lari ke tengah jalan.

Sementara mendengarkan pengarahan guide ini, ada seorang pemuda yang datang menghampiri kami. “Ini ada apa ya ngumpul-ngumpul?”. Guide menengok kearah pemuda ini dan menjawab dengan santai pertanyaanya, “Oh tidak ada apa-apa pak, kita Cuma lagi nunggu teman ini “. Kebohongan pertama seorang guide. Memang aneh juga sebenarnya jika di lihat, bagaimana tidak, segerombolan orang dengan bentuk tubuh yang macam macam , berhenti di sebuah tempat yang agak sepi dan langsung membentuk suatu lingkaran seperti merencakanan pengeboman.

Karena pemuda ini mulai bertanya macam macam, kami memutuskan pindah tempat, tempat ini sudah tidak ideal untuk ritual sesakral ini. kami pindah, mencari tempat lain dengan mengelilingi sebagian kecil kota, dan sampailah pada tempat terakhir. Kali ini tempatnya memang agak ramai karena terletak di kawasan bisnis center (GBC). Konon katanya tuyul lebih banyak berkeliaran di tempat seperti ini karena targetnya lebih banyak.
Setelah turun dari tunggangannya masing-masing, beberapa mulai di tepuk pundaknya sama guide, entah dengan mantra apa aku gak brani Tanya. Satu per satu di tepuk sampai akhirnya giliranku.

pukkkkk……. Aku merasakan getaran. Tubuhku langsung dingin, seakan aku baru saja mengetok pintu gaib dan baru saja masuk selangkah kedalamnya. Degup jantungku meninggi sesaat, darahku terasa mengalir cepat. Aku menelan ludahku, terasa pahit dan agak manis, mungkin efek kopi yang setengah jam lalu aku minum. “oke siap ?”, terdengar suara dari arah guide.

“Tolong jangan ada yang lari ke jalan yah”, sekali lagi guide memperingatkan kami untuk tidak histeris. Aku mulai melangkah, mataku seakan kabur, pandanganku sekan luas. Aku melihat ke atas, bintang bintang seakan dekat, aku merasa seperti berada di dua dimensi, aku seperti terjebak diantara keduanya. Kucoba mengkedip kedipkan mataku dan mulai berdebat dengan bagian lain dari diriku, “kamu siap?”.

Guide mulai memberikan instruksi, “pegangan di tiang ini”. kami memegang tiang papan rambu lalu lintas itu. Kami bagaikan semut semut yang mengerumuni sebatang coklat. Salah satu dari rombongan kami berteriak, “asstagfirulah hal adzim, asstagfirulah hal adzim,”, dia mengulang ngulang kalimat itu. Kemudian ditambah suara dari beberapa orang, “sana ,sana”, “aku mulai takut, kepalaku mulai dingin, darahku mulai mengalir cepat, melewati pembuluh darahku dan sampai akhirnya objek itu terlihat,..

Aku masih tak percaya, sosok itu muncul di depanku.. sosok itu seperti ,,..
Aku tak kuasa melihatnya, aku mulai panic , aku gemetaran, kakiku seakan tak mau beranjak dari tempatku berdiri, aku benar-benar takut..

Mereka(tuyul) memang tak mampu berinteraksi dengan kita, karena dari tujuh gerbang pintu, kami hanya membuka satu gerbang, harusnya masih ada enam lagi. Pada tahap ini, memang kita manusia hanya bisa melihatnya. Untuk bisa mendengarnya, butuh sebuah mantra kunci untuk membuka gerbang dua, tiga jika ingin mendekatinya lebih dekat, empat jika ingin berbicara dengannya, lima jika ingin memahamami bahasanya , enam jika ingin bermain berteman dengannya dan tujuh adalah level terakhir, level kamu bisa memeliharanya, menjadi budakmu.

Aku hanya mampu melihatnya, tanpa bisa mengeluarkan suara, bentuknya jelas.. tak punya mata, hanya bentuk wajah yang terlihat sama dengan kita. Hitam, siluet. Dia tepat di sebuah tempat berwarna kuning, sehingga tubuh hitamnya memang terekam jelas, ..
aku tahu, guide ini telah berdosa mengajakku melihat hal ini. terlebih yang diajak bukan hanya aku. Tak henti-hentinya aku tertawa setelah itu, setelah lama menatapnya, aku sadar bahwa bentuk dari tuyul ini memang tak seseram ilusi yang awalnya aku rasakan,. Bahkan ini lebih dari sekedar mencengangkan. Mereka lucu.

Beranjak dari tempat terlihatnya tuyul itu, aku baru saja mendapat suatu kemampuan untuk mengajak orang lain untuk melihat tuyul tuyul itu lagi bersamaku. Aku berguru pada guide ini cara memantrai orang agar bisa melihat mereka.

Aku baru saja mewarisi ilmu itu, datanglah padaku jika kalian ingin merasakan sensasi perpaduan dunia manusia dengan dunia mereka.

Kalian akan melihat dunia lebih dari sekedar dunia, lebih dari ini. dunia terlihat berbeda setelah malam itu. Aku lebih bisa memilih orang-orang yang bisa di percaya, lebih bisa mengasah kemampuanku untuk percaya pada siapa. Dan inilah efek dari semuanya, efek dari membuka gerbang dunia lain dan membandingkannya dengan dunia yang kupijak sekarang. Dunia mereka jauh lebih tentram,… percaya, ini lebih dari sekedar yang kamu baca.
Kamu ingin mencobanya ?, tak susah menemukan aku.
Bye………..

0 komentar:

Post a Comment